tag:blogger.com,1999:blog-9845274811474911922024-03-12T17:33:30.532-07:00Indonesia PISA Center Mathematics Web for PISA I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.comBlogger88125tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-46608138211569548602022-12-31T17:06:00.010-08:002023-01-02T17:09:28.386-08:00Deduktif, Induktif, dan Abduktif: Suatu Pendekatan Pada Filsafat Ilmu untuk Matematika.<p> </p><p class="MsoNormal">Filsafat merupakan cabang ilmu tertua yang salah satunya
mempelajari tentang cara menguji suatu pernyataan apakah dapat menjadi suatu
pengetahuan. Syarat suatu pernyataan menjadi pengetahuan haruslah “<i>true,
believe, and justified</i>”. Suatu pernyataan harus benar, bersumber dari fakta
atau dibangun dari teori-teori yang sudah teruji. Selanjutnya pernyataan itu wajib
dipercaya baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Tentunya suatu pernyataan
menjadi pengetahuan dibutuhkan orang lain yang mempercayainya, tanpa adanya
kepercayaan dari orang lain suatu pernyataan tetaplah menjadi pernyataan.
Terakhir pernyataan harus dapat diuji kebenaran, baik dari sumber datanya maupun
proses terbentuknya menjadi sebuah sebuah pernyataan. Jika ketiganya telah
terpenuhi maka pernyataan layak dikatakan sebagai pengeahuan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Nah, bagaimana dengan pengetahuan pada matematika? apakah
setiap proses pengetahuan yang terbentuk dalam matematika melalui tahap “<i>true,
believe, and justified</i>”. Dalam buku “What is this thing called knowledge?”
karya Duncan Pritchard disebutkan ada tiga pendekatan yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah matematika yaitu deduktif, induktif, dan abduktif. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Pendekatan deduktif yaitu proses pengolahan data/informasi
dalam rangka menggunakan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>defenisi,
aksioma,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sifat, teorema, atau lemma serta
pernyataan yang sudah dijamin kebenaran untuk menyelesaikan masalah yang
ditemui. Matematika merupakan ilmu deduktif, karena semua pernyataan turunannya
diperoleh dengan menggunakan defenisi, aksioma, sifat, teorema, atau lemma. Misalnya
pada bilangan berpangkat, pengetahuan tentang bilangan berpangkat dibangun dari
defenisi yaitu a<sup>n</sup> = a x a x a x … x a (perkalian a sebanyak n faktor).
Jadi jika ada sifat operasi pangkat a<sup>n</sup> x b<sup>n</sup> = (a xb)<sup>n</sup>
maka proses pembuktiannya (justifikasi) menggunakan defenisi yaitu<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">a<sup>n</sup> x b<sup>n</sup> = (a x a x a x … x a) x (b x b
x b x … x b)<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt;">= (a x b) x (a x b) x (a x b) x
… x (a x b)<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt;">= (a x b)<sup>n</sup><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Dari contoh yang diberikan terlihat bahwa pengetahuan pada
bidang ilmu matematika <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dapat diperoleh
dengan pendekatan deduktif. Namun cara mengenalkan pengetahuan matematika
dengan pendekatan akan bermasalah ketika diterapkan di tingkat pemula misalnya
dikenalkan pada siswa sekolah dasar atau sekolah menengah. Karena pendekatan
deduktif cenderung lebih abstrak atau tidak sesuai dengan perkembangan kognitif
anak yang mengenal sesuatu dari yang kongkrit. Sehingga pendekatan induktif
merupakan alternatif solusi dari masalah ini. <o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Pendekatan induktif merupakan proses berpikir yang dimulai
dari contoh-contoh untuk menemukan pola umum dari masalah yang diberikan.
Banyak contoh-contoh pada pembelajaran matematika yang mudah dipahami dengan
menggunakan pendekatan induktif. Misalnya pada sifat komutatif pada operasi
penjumlahan atau perkalian. Sebagai contoh; 4 + 5 = 5 + 4 = 9, 7 + 5 = 5 + 7 =
12, -2 + 3 = 3 + (-2) = 1, dan lain sebagainya. Dari beberapa contoh kasus yang
diberikan dapat disimpulkan bahwa a + b = b + a (sifat komutatif). Tentunya
masih banyak temuan-temuan pada matematika tingkat lanjut yang diawali dengan menggunakan
pendekatan induktif. Misalnya Teorema Terakhir Fermat (a<sup>n</sup> + b<sup>n</sup>
= c<sup>n</sup>, tidak ada a, b, c, n bilangan asli yang memenuhi untuk n lebih
dari 2) teorema ini awalnya berupa konjektur (dugaan/pernyataan) butuh 358
tahun untuk membuktikannya. Begitu juga ada konjektur yang sampai saat ini
belum dapat dibuktikan kebenarannya misalnya konjektur Goldbach yang menyatakan
“setiap bilangan bulat genap yang lebih besar dari 2 dapat ditulis sebagai
jumlah dari dua bilangan prima”. Konjektur ini sudah berumur 280 tahun atau
tepatnya pada 1742 diajukan oleh Christian Goldbach. Begitu banyak temuan dalam
matematika yang diawali dengan pendekatan induktif. Tentunya pendekatan
deduktif dan induktif belum cukup untuk menyelesaikan masalah matematika yang
ditemui. khususnya bila masalah yang diberikan membutuhkan informasi lainnya. <o:p></o:p></p>
<br />
<p class="MsoNormal"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv0ttB3bS67gwUDiGS7JgZ3sumYC5KJ9bhe8Wd99yrmSsfs2k_qdecRMfi8QzmofBDsnvTSU96Ukzg1n-HRpRKRtKq-UjyEzJ0ls8_FEiULErNy_Foa71F9YZ_zqLUy97z2qSmg3nIfRmjLSrxoOCfQ-mKfoP5hCsItIwEQtF3aH5yZKOeL5M0qsRC2Q/s203/luas%20arsir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="203" data-original-width="196" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv0ttB3bS67gwUDiGS7JgZ3sumYC5KJ9bhe8Wd99yrmSsfs2k_qdecRMfi8QzmofBDsnvTSU96Ukzg1n-HRpRKRtKq-UjyEzJ0ls8_FEiULErNy_Foa71F9YZ_zqLUy97z2qSmg3nIfRmjLSrxoOCfQ-mKfoP5hCsItIwEQtF3aH5yZKOeL5M0qsRC2Q/s1600/luas%20arsir.jpg" width="196" /></a></div>Untuk menghitung luas daerah yang berwarna hijau, dibutuhkan
informasi luas daerah diluarnya untuk menyelesaikan masalah yang diberikan.
Proses berpikir yang membutuhkan informasi lainnya dinamakan pendekatan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>deduktif. Cara berpikir menggunakan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>pendekatan abduktif cocok diterapkan untuk
menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. <o:p></o:p><p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal">Dari ketiga pendekatan berpikir, untuk para pelajar
matematika tingkat lanjut, pendekatan deduktif yang paling disarankan, karena pada
dasarnya matematika adalah ilmu deduktif. Namun bagi pemula atau yang baru
belajar matematika maka pendekatan induktif yang paling disarankan, karena kita
dapat membangun pengetahuan dari contoh-contoh menuju pola umum. Berbagai
pendekatan untuk belajar matematika akan selalu berkembang sesuai dengan
tingkat masalah yang ditemui. <o:p></o:p></p>
<p style="margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black;"><o:p> </o:p></span></p>
<p style="margin-bottom: 12.0pt; margin-left: 0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; margin: 12pt 0cm; text-align: justify;"><span style="color: black;">I Ketut Kertayasa (Mahasiswa
S3 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia, Penerima Beasiswa
Pendidikan Indonesia (BPI) Tahun 2022)</span><o:p></o:p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-61974299991701681712022-10-22T15:43:00.001-07:002022-10-22T15:43:12.673-07:00Ringkasan Koneksi Antar Materi Modul 1.4 Budaya Positif ( Oleh I Ketut Kertayasa)<p> </p><p class="MsoNormal"><o:p> </o:p><span style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Sebagai
seorang calon guru penggerak yang telah mempelajari sepertiga modul yang diberikan</span><span style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">mulai dari</span><span style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
</span><span style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">Modul 1.1 tentang Pemikiran KHD, Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru
Penggerak, Modul 1.3 tentang Visi Guru Penggerak, dan Modul 1.4 tentang Budaya
Positif saya semakin menyadari bahwa guru memiliki peran yang sangat penting
sebagai seorang pemimpin pembelajaran </span><span style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"> </span><span style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">yang berppihak pada murid yang mengutamakan
kepentingan murid untuk mencapai tujuan hidupnya yaitu selamat dan Bahagia.
Oleh sebab itu semua warga sekolah berkolaborasi untuk menciptakan pendidikan
yang berpihak kepada anak dengan langkah awal adalah dengan menciptakan visi
yang jelas. Setelah itu prakarsa perubahan kita susun dengan menggunakan
langkah BAGJA yang berorientasi pada elemen Profil Pelajar Pancasila. Langkah
BAGJA pada prakarsa perubahan diharapkan mampu menciptakan budaya positif untuk
ekosistem pendidikan khusunya untuk murid-murid.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p>Adapun yang sudah saya lakukan adalah:</p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Membuat
keyakinan kelas pada awal pembelajaran. Ini sesuai dengan filosofi Ki Hajar
Dewantara tentang merdeka belajar dan sesuai dengan nilai Guru Penggerak yang
saya miliki adalah berpihak pada murid. Saya juga sudah berbagi ilmu dan
diskusi dengan rekan sejawat terkait keyakinan kelas beserta dengan nilai-nilai
kebajikan, harapan saya mereka juga bisa menerapkannya daam pembelajaran.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]-->Menerapkan
disiplin positif, dengan menanamkan motivasi intrinsik bahwa mereka melakukan
disiplin positif bukan karena takut dihukum atau untuk mendapatkan penghargaan
dari orang lain tapi apa yang mereka kerjakan untuk menghargai dirinya sendiri
dan orang lain berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang telah mereka yakini.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]-->Posisi
kontrol saya pada setiap masalah murid adalah manager, saya berusaha berbuat
sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan
perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya
sendiri. Hal ini sesuai dengan konsep pemikiran KHD bahwa salah satu
tugas guru adalah untuk memfasilitasi murid sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]-->Bila
terjadi permasalahan murid yang berlanjut saya akan mengadakan segitiga
restitusi, yang terdiri dari 3 tahap yaitu menstabilkan identitas, supaya murid
mempunyai rasa percaya diri setelah melakukan kesalahan, validasi tindakan yang
salah, supaya murid dapat mengungkapkan tujuan tindakan yang sudah dilakukan
dan dapat mengambil solusi terbaik untuk memperbaiki kesalahannya, kemudian
tahap yang ketiga adalah menanyakan keyakinan kelas, supaya murid mengingat
kembali keyakinan kelas dan berjanji untuk selalu melaksanakan keyakinan kelas
tersebut. Hal ini sesuai dengan filosofi KHD tentang merdeka belajar, kemudian
sesuai dengan nilai Guru Penggerak berpihak pada murid, dan refleksi, serta
sesuai dengan peran Guru Penggerak sebagai Pemimpin pembelajaran, dan tentunya
mencapai visi Guru penggerak yaitu merdeka belajar.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm; text-indent: -1.0cm;">C. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sejauh mana pemahaman Anda tentang
konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif,
teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah
hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Disiplin positif merupakan unsur utama dalam
terwujudnya budaya positif yang kita cita-citakan di sekolah-sekolah kita.
Sebelum mempelajari Modul 1.4 saya beranggapan bahwa disiplin sangat erat
hubungannya dengan penerapan tata tertib, peraturan dan hukuman padahal itu
sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif akan terwujud dengan
menerapkan restitusi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang
guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol. yaitu : Penghukum, Pembuat
rasa bersalah, Teman, Pemantau, Manager. Menjadi seorang penghukum merupakan posisi
terendah dalam posisi kontrol karena berefek jangka panjang terhadap psikologis
murid, posisi control terbaik adalah manager. Melalui posisi manager kita dapat
mencari solusi terbaik dengan tahapan renstitusi<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Lima Kebutuhan Dasar Manusia<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Kebutuhan Bertahan Hidup,<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Cinta dan kasih sayang (Kebutuhan untuk
Diterima),<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Penguasaan (Kebutuhan Pengakuan atas Kemampuan),<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Kebebasan (Kebutuhan Akan Pilihan),<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo3; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Kesenangan (Kebutuhan untuk merasa senang)<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 1.0cm;">Dengan memahami konsep 5 kebutuhan
dasar, kita dapat mengarahkan murid untuk mencari cara positif untuk memenuhi
kebutuhan dasar mereka. Kita dapat membimbing murid menemukan solusi atas
permasalahannya sendiri karena ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan
yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal
itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraph" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Keyakinan Kelas<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt;">Siswa akan lebih tergerak dan
bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti
serangkaian peraturan melalui nilai-nilai kebajikan yang mereka yakini. Adapun
hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan keyakinan kelas adalah
sebagai berikut :<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Keyakinan kelas bersifat lebih 'abstrak'
daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan
universal.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat
dalam bentuk positif.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak,
sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat
diterapkan di lingkungan tersebut.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi
dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo4; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;"><span style="mso-list: Ignore;">Ø<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari
waktu ke waktu.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto;"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Segitiga Restitusi<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">Restitusi adalah proses
menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka , sehingga
bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. Sedangkan
segitiga restitusi adalah sebuah tahapan untuk memudahkan para guru dan
orangtua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk melakukan
restitusi.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt;">Langkah-langkah segitiga
restitusi adalah :<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">a)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Menstabilkan identitas (kita semua akan
melakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan)<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">b)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]--> Validasi tindakan yang salah (semua
perilaku memiliki alasan)<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-left: 49.65pt; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo5; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">c)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Menanyakan keyakinan (kita semua memiliki
motivasi internal)<o:p></o:p></p>
<p class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo2; text-indent: -18.0pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><!--[endif]-->Hal-hal yang menarik dan di luar dugaan saya
adalah bahwa adanya korelasi atau hubungan antara pemenuhan kebutuhan dasar
manusia dengan pembentukan disiplin positif melalui nilai-nilai kebajikan yang
diyakini (keyakinan kelas).<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">D.
Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya
positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Cara mendidik murid yang saya
lakukan sebelum mengikuti CGP jauh dari kata sempurna, jika saya mengingatnya
kembali saya cenderung menempati posisi penghukum, pembuat rasa bersalah, dan
jarang menjadi teman. Posisi inilah yang saya lakukan setiap harinya dalam
mendidik. Tentunya setelah mempelajari modul ini saya berusaya menjadi pendidik
dengan menempati posisi kontrol terbaik yaitu manager<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">E.
Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan
konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun
sekolah Anda?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Awalnya murid-murid saya merasa
aneh dengan perubahan saya terutama dalam menyelesaikan masalah murid, tapi
setelah saya menerapkan budaya positif di sekolah saya yaitu dengan membuat
keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi, saya merasa murid lebih
antusias dan aktif dalam pembelajaran. Murid menjadi lebih percaya diri dan
disiplin dalam menjalankan nilai-nilai kebajikan yang telah mereka yakini tanpa
paksaan dan tentunya siswa menjadi lebih terbuka<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">F.
Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Saya merasa bahagia dan merasa
tertantang untuk selalu menerapkan budaya positif di sekolah saya dan
menularkannya ke komunitas praktisi yang ada di sekolah saya. Saya merasa lebih
bisa mengontrol diri dan yang pasti saya sebagai guru merasa lebih disayangi
oleh murid-murid saya daripada sebelumnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">G.
Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal
apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Setelah menerapkan konsep-konsep
budaya positif dalam pembelajaran, hal yang sudah baik menurut saya adalah
sudah mulai munculnya motivasi intrinsic pada urid untuk melaksanaka budaya
positif sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakininya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Yang perlu diperbaiki adalah
bagaimana langkah guru dalam menanamkan nilai kepada murid bahwa mereka
melakukan disiplin positif untuk menghargai dirinya sendiri dan orang lain,
bukan untuk menghindari hukuman atau mendaptkan penghargaan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">H. Sebelum
mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi
kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan
Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan
bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Dulu saya sering memposisikan
diri sebagai penghukum, pemantau atau teman. Menurut saya saat itu bahwa dengan
memberikan hukuman saat murid melanggar kesepakatan adalah cara yang paling
efektif dalam menangani kasus indisipliner, harapan saya mereka tidak
mengulanginya kembali. Tapi ternyata terulang lagi dan lagi. Setelah
mempelajari modul 1.4 mulai sekarang dan ke depannya saya ingin menjadikan
peran saya sebagai seorang manager dalam menyelesaikan masalah murid. Sekarang
saya merasa lebih bisa mengontrol emosi dan bahagia karena bisa membimbing
siswa agar dapat menemukan solusi sendiri atas permasalahan mereka. Perbedaan
yang paling mencolok adalah dari segi pengelolaan emosi guru dan respon murid.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">I. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika
iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Dalam mengatasi pemasalahan murid
kadang saya secara tidak sadar sudah menerapkang langkah segitiga restitusi,
terutama dalam menstabilkan identitas dan memvalidasi tindakan yang salah
tetapi saya belum menanyakan keyakinan agar murid dapat menanamkan nilai-nilai
kebajikan dalam dirinya sehingga ke depannya murid tidak akan mengulangi
kesalahannya kembali.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt; text-indent: -14.2pt;">I. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam
modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam
proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Hal-hal lain yang penting untuk
dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas
maupun sekolah adalah bagaimana menciptakan kerjasama yang baik antara murid,
guru, rekan sejawat, pemangku kepentingan dan orang tua sehingga budaya positif
ini dapat berlangsung secara berkelanjutan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal" style="margin-left: 14.2pt;">Artikel ini disadur dari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>artike Ika Rahma dengan beberapa penyesuaian
dengan pengalaman saya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>
<p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p>I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-13335452858321348482022-09-13T07:08:00.003-07:002022-09-13T07:12:12.427-07:00Refleksi Diri yang Berpijak Pada Pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD)<p style="text-align: justify;"> <span style="font-family: arial;"> <span>Kita mengetahui bahwa Ki Hajar Dewantara (KHD) dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Julukan tersebut tentunya didasarkan pada pemikiran-pemikiran yang masih relevan dengan perkembangan zaman hingga saat ini. Beliau menyampaikan bahwa dasar penentuan arah pendidikan harus sesuai dengan <span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; font-weight: bolder; text-align: left;">kodrat alam</span><span style="background-color: white; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;"> dan </span><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; font-weight: bolder; text-align: left;">kodrat zaman. </span><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;">Pendidikan harus mengacu pada kodrat alam berarti dalam pembelajaran siswa harus didekatkan dengan tempat mereka tinggal, siswa harus <b>dituntun </b>untuk mampu beradaptasi atau menerapkan norma a</span><span style="background-color: white; color: #5f6368; font-size: 14px; text-align: left;">gama</span><span style="background-color: white; color: #4d5156; font-size: 14px; text-align: left;">, kesusilaan, kesopanan, dan hukum</span></span><span face="arial, sans-serif" style="background-color: white; color: #4d5156; font-size: 14px; text-align: left;"> ditempat tinggal mereka</span><span style="background-color: white; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;">. Selain itu, siswa juga diarahkan untuk mengenali sosio-kultural ada pada tempat tinggalnya. Begitu juga dengan strategi pembelajaran yang digunakan guru harus mengutamakan keadaan alam sekitar. Pendidikan yang melihat kodrat zaman berarti guru wajib menuntun siswa untuk beradaptasi dengan zaman yang sedang berlangsung dan mempersiapkan siswa untuk dapat hidup </span><b style="color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;">selamat </b><span style="background-color: white; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;">dan </span><b style="color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;">bahagia (well being) </b><span style="background-color: white; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;">pada zaman yang akan datang. Sebagai contoh pada saat ini dikenal dengan generasi Z dimana pada generasi ini anak yang baru lahir telah mengenal yang namanya internet, maka dalam pembelajaran perlu dikenalkan dengan manfaat internet yang nantinya dapat membantu siswa dalam meraih cita-citanya.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-family: arial; font-size: 16px; text-align: left;"> Dalam mewujudkan cita-cita setiap siswa, seorang guru harus <b>menghamba </b>pada kebutuhan pengembangan bakat anak didiknya. Pendidikan yang menghamba pada peserta didik itu bermaksud, guru harus menyadari bahwa setiap anak memiliki bakat yang berbeda. Diibaratkan siswa adalah bibit-bibit tanaman berbeda yang dititipkan oleh orang tua kepada guru. Tugas guru adalah merawat dan menumbuhkan bibit-bibit yang dititip oleh orang tuanya agar tumbuh menjadi tanaman yang tubuh subur dan menghasilkan buah, umbi, atau bunga yang berkualitas. Salah satu cara mewujudkan tujuan tersebut yaitu dengan <b>menebalkan </b>bakat unik yang dimiliki oleh setiap peserta didik dan <b>mengaburkan </b>kelemahan-kelemahan yang dimiliki siswa, sehingga siswa tersebut terbiasa fokus dengan kelebihan yang dimilikinya.</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-family: arial; font-size: 16px; text-align: left;"> Sebagai seorang guru dan telah mempelajari pemikiran KHD, hal pertama yang saya lakukan adalah mengenali bakat setiap siswa. Untuk mengenali bakat tersebut tentu saya menggunakan tes diagnostik. Dari hasil tes tersebut kemudian saya diskusikan dengan teman sejawat selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Sekolah untuk meminta izin melakukan pembelajaran terdiferensiasi. Pada saat ini, saya telah mengembangkan media pembelajaran <i>online (</i>berbasis website) untuk memfasilitasi anak-anak yang memiliki bakat matematika. Anak-anak dengan bakat matematika ini akan dibimbing secara konsisten untuk pengembangan kompetensi diri yang dimilikinya. Hal ini sangat sesuai dengan pemikiran KHD yang menyatakan pendidikan harus menghamba pada murid. </span></span></p><p style="text-align: justify;"><span><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-family: arial; font-size: 16px; text-align: left;">Ditulis Oleh I Ketut Kertayasa (Calon Guru Penggerak Angkatan 6)</span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></span></span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; box-sizing: border-box; color: #212529; font-size: 16px; text-align: left;"><br /></span></span></p>I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-52545833823337458932020-05-15T07:42:00.004-07:002020-05-15T07:42:51.829-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2006/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Walking dan Apple<h3>
Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/OyQAEO2kGXc/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/OyQAEO2kGXc?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-65598218187221345332020-05-14T04:00:00.001-07:002020-05-14T04:00:14.320-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2006/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Farms dan Lichen<h3>
<b>Selamat menyaksikan, semoga bermanfaat</b></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/-lucLzAF7Og/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/-lucLzAF7Og?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-64350921709108637552020-05-12T07:09:00.002-07:002020-05-12T07:09:44.830-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Selling NewspapersSelamat Belajar, Semoga bermanfaat<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/qpwNsjbgnpk/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/qpwNsjbgnpk?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-10259743163453876732020-05-10T06:42:00.003-07:002020-05-10T06:42:28.947-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Garage<h3>
Selamat Belajar, Semoga bermanfaat</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/RTomIFGTFPg/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/RTomIFGTFPg?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-14521838371798645532020-05-08T08:04:00.002-07:002020-05-08T08:04:21.317-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Which Car?<h3>
Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat.</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/pLKSbIbQ63E/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/pLKSbIbQ63E?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-59487839481323669972020-05-06T03:47:00.002-07:002020-05-06T03:47:42.455-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Cable TelevisionSelamat Belajar, Semoga Bermanfaat.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/h9mbI3WTBPQ/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/h9mbI3WTBPQ?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-66022253374116088532020-05-04T00:40:00.001-07:002020-05-04T00:40:20.444-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Helen The Cyclist<h3>
Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/2jwtcLeZZ9s/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/2jwtcLeZZ9s?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<div>
<br /></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-49866372909384246292020-05-02T23:43:00.004-07:002020-05-02T23:43:54.853-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks:Climbing Mount Fuji<h3>
Selamat Belajar, semoga bermanfaat</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/SZiTcvMMwqo/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/SZiTcvMMwqo?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />
I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-10105851650262690492020-05-02T03:26:00.005-07:002020-05-02T03:26:58.483-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Ferris Wheel<h3>
<b>Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat.</b></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe width="450" height="400" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/x4Zfcq7r9PY/0.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/x4Zfcq7r9PY?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-49278516781216950452020-05-01T06:27:00.001-07:002020-05-01T15:53:30.433-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Sailing Ships<h3>
<b>Selamat Menyaksikan, Semoga Bermanfaat.</b></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/t18pywFh8Jk/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/t18pywFh8Jk?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-11819891013117660522020-04-30T06:23:00.003-07:002020-05-01T15:53:44.984-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Power Of WindSelamat Menyaksikan, Semoga Bermanfaat<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/m4yGtW0t6Lc/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/m4yGtW0t6Lc?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-49857913438699439172020-04-28T06:03:00.001-07:002020-05-01T15:53:59.005-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Penguins<h3>
<b>Selamat Menyaksikan, semoga bermanfaat</b></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/SrzPtYjmQX8/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/SrzPtYjmQX8?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-25221657218710251822020-04-25T19:23:00.003-07:002020-05-01T15:54:11.255-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Charts<h3>
Selamat Belajar, Semoga Bermanfaat</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/t3aV10s51Hc/0.jpg" frameborder="0" height="300" src="https://www.youtube.com/embed/t3aV10s51Hc?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-23310827981703866352020-04-24T20:13:00.001-07:002020-05-01T15:54:24.783-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: MP3 Players<h3>
<b>Selamat Belajar, semoga bermanfaat.
</b></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/vs7QDP5xVVI/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/vs7QDP5xVVI?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-39648547989021967332020-04-20T20:23:00.003-07:002020-05-01T15:54:56.742-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Drip Rate (Rata-rata tetesan)Silahkan lihat pembahasan soal berikut, semoga bermanfaat.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/Med_youPLP4/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/Med_youPLP4?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-66205419445826365582020-04-19T00:41:00.001-07:002020-05-01T15:55:15.122-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Ice Cream Shop (Toko Es Krim)<b>Silahkan menyaksikan pembahasan berikut, semoga bermanfaat.</b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/Z2GPSy217rk/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/Z2GPSy217rk?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-91110785591864647622020-04-14T22:45:00.002-07:002020-05-01T15:55:34.677-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Faulty Players (Pemutar Rusak)<b>Selamat Belajar:</b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/wP-GtM7KaL8/0.jpg" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/wP-GtM7KaL8?feature=player_embedded" width="450"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-25641529502260836902020-04-13T18:51:00.000-07:002020-05-01T15:55:54.070-07:00Pembahasan Soal PISA Tahun 2012/Prediksi Soal AKM Matematika, Konteks: Memory Sticks<h3>
Untuk lebih jelasnya silahkan saksikan video berikut:
</h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen="" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/hzlwrtrXp30/0.jpg" frameborder="0" height="350" src="https://www.youtube.com/embed/hzlwrtrXp30?feature=player_embedded" width="480"></iframe></div>
<br />I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-62886896948215728342019-05-01T16:25:00.000-07:002020-05-04T00:36:05.349-07:00Kontak<h4>
</h4>
<h4 style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;">Kepada Pengunjung website <a href="http://www.indonesiapisacenter.com/">www.indonesiapisacenter.com</a> yang berbahagia. </span><span style="font-weight: normal;">Pertama saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kunjungannya. Semoga website ini dapat memberikan manfaat kepada para pengunjung. Website ini dibuat berawal dari penelitian penulis dengan tujuan untuk mengembangkan soal model PISA yang dapat diakses di seluruh penjuru Indonesia. </span><span style="font-weight: normal;">Kiranya jika ada saran dan kritik yang membangun atau bahkan ada yang dapat saya bantu silahkan kirim pesan ke e-mail saya.</span></h4>
<br />
<h4>
Salam Hangat<br /><br />I Ketut Kertayasa<br />E-mail: kertayasa13@gmail.com</h4>
I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-34350554049998804162016-12-08T23:31:00.001-08:002020-04-19T00:49:53.409-07:00Soal Model PISA Pembagian Warisan<iframe height="800" src="https://docs.google.com/file/d/0By--PjAz80W3dkVXTFh2NXROY28/preview" width="600"></iframe>
I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-83481391647704608272016-12-08T22:25:00.002-08:002020-05-01T15:52:19.172-07:00Peringkat dan Capaian PISA Indonesia Mengalami PeningkatanKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merilis pencapaian
nilai Programme for International Student Assessment (PISA), Selasa 6
Desember 2016, di Jakarta. Release ini dilakukan bersama dengan 72
negara peserta survei PISA. Hasil survei tahun 2015 yang di release hari
ini menunjukkan kenaikan pencapaian pendidikan di Indonesia yang
signifikan yaitu sebesar 22,1 poin. Hasil tersebut menempatkan Indonesia
pada posisi ke empat dalam hal kenaikan pencapaian murid dibanding
hasil survei sebelumnya pada tahun 2012, dari 72 negara yang mengikuti
tes PISA.<br />
<br />
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir
Effendy mengungkapkan, peningkatan capaian anak-anak kita patut
diapresiasi dan membangkitkan optimisme nasional, tapi jangan lupa masih
banyak PR untuk terus meningkatkan mutu pendidikan karena capaian masih
di bawah rerata negara-negara OECD. Bila laju peningkatan capaian ini
dapat dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian kita akan sama dengan
rerata OECD.<br />
<br />
PISA merupakan sistem ujian yang diinisasi oleh
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk
mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap
tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak, untuk mengikuti
tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains. PISA
mengukur apa yang diketahui siswa dan apa yang dapat dia lakukan
(aplikasi) dengan pengetahuannya. Tema survei digilir setiap 3 tahun,
tahun 2015 fokus temanya adalah kompetensi sains.<br />
<br />
Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemdikbud, Totok Suprayitno,
menyampaikan bahwa peningkatan capaian Indonesia tahun 2015 cukup
memberikan optimisme, meskipun masih rendah dibanding rerata OECD.
Berdasar nilai rerata, terjadi peningkatan nilai PISA Indonesia di tiga
kompetensi yang diujikan. Peningkatan terbesar terlihat pada kompetensi
sains, dari 382 poin pada tahun 2012 menjadi 403 poin di tahun 2015.
Dalam kompetensi matematika meningkat dari 375 poin di tahun 2012
menjadi 386 poin di tahun 2015. Kompetensi membaca belum menunjukkan
peningkatan yang signifikan, dari 396 di tahun 2012 menjadi 397 poin di
tahun 2015. Peningkatan tersebut mengangkat posisi Indonesia 6 peringkat
ke atas bila dibandingkan posisi peringkat kedua dari bawah pada tahun
2012.<br />
<br />
<br />
<br />
Sedangkan, berdasar nilai median, capaian membaca
siswa Indonesia meningkat dari 337 poin di tahun 2012 menjadi 350 poin
di tahun 2015. Nilai matematika melonjak 17 poin dari 318 poin di tahun
2012, menjadi 335 poin di tahun 2015. Lonjakan tertinggi terlihat pada
capaian sains yang mengalami kenaikan dari 327 poin di tahun 2012
menjadi 359 poin di tahun 2015. Peningkatan capaian median yang lebih
tinggi dari mean ini merupakan indikator yang baik dari sisi peningkatan
akses dan pemerataan kualitas secara inklusif.<br />
<br />
Kepala Pusat
Penilaian Pendidikan Balitbang (Kapuspendik Balitbang) Kemendikbud
mengatakan secara konsisten terjadi peningkatan cakupan sampling peserta
didik Indonesia yaitu sebanyak 46 persen di tahun 2003 menjadi 53
persen di tahun 2006. Selanjutnya, angka tersebut naik ke 63,4 persen di
tahun 2012, dan menjadi 68,2 persen di tahun 2015. “Peningkatan cakupan
sampling ini merupakan bukti capaian wajib belajar 9 tahun dan ekspansi
menuju wajar 12 Tahun dan inklusi kepesertaan murid Indonesia dalam
pendidikan membuahkan hasil” jelasnya, di Jakarta, Selasa (6/12/2016).<br />
<br />
Berdasarkan
waktu pembelajaran sains, seluruh negara yang tergabung dalam OECD
menunjukkan 94% murid rata-rata mengikuti satu mata pelajaran sains
dalam seminggu. Namun, di Indonesia, sejumlah 4% murid tercatat sama
sekali tidak dituntut untuk mengikuti mata pelajaran sains.
Ketidakharusan untuk mengikuti mata pelajaran sains lebih besar lima
persen di sekolah yang kurang beruntung, dibandingkan di sekolah yang
lebih maju. Sedangkan, sekolah yang maju di Indonesia menawarkan
kegiatan kelompok belajar sains lebih banyak dibandingkan
sekolah-sekolah yang kurang beruntung. “Hanya 29% murid yang bersekolah
di sekolah yang kurang beruntung diberi kesempatan mengikuti kelompok
belajar sains, sementara 75% murid di sekolah maju memiliki kesempatan
yang lebih banyak,” jelas Kapuspendik.<br />
<br />
Hasil riset tiga tahunan
ini juga mengungkapkan adanya variasi perolehan prestasi literasi sains
berdasarkan tiga aspek. Pertama, aspek peranan sekolah terbukti
berpengaruh terhadap capaian nilai sains siswa, tercatat para siswa yang
mendapat nilai tinggi untuk literasi sains karena adanya peranan kepala
sekolah, yaitu menunaikan tanggungjawabnya atas tata kelola sekolah
yang baik, murid-muridnya tercatat mencapai nilai yang lebih tinggi
dalam hal sains. Jika proporsi kepala sekolah yang memonitor prestasi
murid-murid dan melaporkannya secara terbuka lebih tinggi, maka angka
pencapaian PISA mereka terbukti lebih tinggi. Di sisi lain, proporsi
kepala sekolah yang mengeluhkan kekurangan materi pelajaran lebih tinggi
dari negara-negara lain, yaitu sebesar 33% di Indonesia, 17% di
Thailand dan 6% di negara-negara OECD lainnya.<br />
<br />
Kedua, aspek
prestasi sains antara siswa dari sekolah swasta dengan sekolah negeri
menunjukkan perbedaan capaian nilai yang signifikan. Sekitar 4 dari 10
siswa di Indonesia bersekolah di sekolah swasta, secara signifikan
jumlah ini lebih tinggi dari rata-rata negara OECD dan negara tetangga
seperti Thailand dan Vietnam. Murid-murid Indonesia di sekolah negeri
mencatat nilai 16 poin lebih tinggi di bidang kompetensi sains,
dibandingkan rekan-rekannya di sekolah swasta, dengan mempertimbangkan
latar belakang status sosial ekonomi mereka.<br />
<br />
Ketiga, aspek latar
belakang sosial ekonomi, dari hasil PISA 2015 menunjukkan, 1 dari 4
responden sampel PISA Indonesia memiliki orangtua dengan pendidikan
hanya tamat SD atau tidak tamat SD. Jumlah ini merupakan terbesar kedua
dari seluruh negara peserta. Namun jika dibandingkan dengan siswa-siswa
di negara lain yang memiliki orang tua berlatar belakang pendidikan
sama, maka pencapaian sains murid-murid Indonesia masih lebih baik dari
22 negara lainnya. Tercatat skor sains Indonesia dalam PISA 2015 adalah
403, jika latar belakang sosial ekonomi negara-negara peserta disamakan,
maka pencapaian skor sains Indonesia berada di angka 445 dan posisi
Indonesia naik sebanyak 11 peringkat.<br />
<br />
Hal yang terpenting dari
survei benchmarking internasional seperti PISA ini adalah bagaimana kita
melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa yang dihasilkan dari survei
tersebut. Peningkatan capaian yang terjadi harus terus ditingkatkan
dengan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Bila laju peningkatan
tahun 2012-2015 dapat dipertahankan, maka pada tahun 2030 capaian kita
akan sama dengan capaian rerata negara-negara OECD. Perlu optimis untuk
terus bekerja keras.*<br />
Sumber:<br />
http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/peringkat-dan-capaian-pisa-indonesia-mengalami-peningkatanI Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-984527481147491192.post-54270406987664086212015-09-14T06:00:00.000-07:002020-04-19T00:48:32.261-07:00Soal Model PISA I<span id="goog_430113101"></span><span id="goog_430113102"></span>Permasalahan berikut merupakan permasalahan kontekstual yang diberikan kepada siswa kelas VII saat membahas tentang Pola Bilangan.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGMo0lcetIdnUjJtoyXXuClC9GwbeL1BILf0E71_5BVdDsyQQwGiGYLbRmnMEvhx6Q5M04MsPRMZSNmP9V6wNccuwbsL3YVK4kK3L8ilJnz9rMg5nzAOlsB6onCaN-ASK56i8XP1OtLyKr/s1600/GAMBAR+MASALAH.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="230" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGMo0lcetIdnUjJtoyXXuClC9GwbeL1BILf0E71_5BVdDsyQQwGiGYLbRmnMEvhx6Q5M04MsPRMZSNmP9V6wNccuwbsL3YVK4kK3L8ilJnz9rMg5nzAOlsB6onCaN-ASK56i8XP1OtLyKr/s400/GAMBAR+MASALAH.jpg" width="400" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Bangunan di atas merupakan bangunan yang berbentuk Piramid yang ditutupi oleh kaca.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Kerangka dari bangunan tersebut terbuat dari baja yang memiliki ukuran yang sama.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Berapa banyaknya kerangka baja yang dibutuhkan pada bagaian depan bangunan tersebut?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Dapatkah kalian menyelesaikan lebih dengan satu cara?</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
I Ketut Kertayasahttp://www.blogger.com/profile/13443105256907091709noreply@blogger.com0