FKIP Universitas Sriwijaya

FKIP Universitas Sriwijaya tempat peneliti melanjutkan studi

Wawancara pada Small Group

Pelaksanaan Wawancara pada saat small group di SMA Kusuma Bangsa Palembang

Tes Small Group

Tes dilaksanakan di Lab. Komputer SMA Kusuma Bangsa Palembang

Field Test

Sebanyak 20 siswa yang mengikuti tahap field-test di SMA Kusuma Bangsa Palembang

Field Test

Siswa Mengerjakan soal-soal berbasis online dengan menggunakan laptop masing-masing.

Monday, March 3, 2014

Pengembangan Soal Model PISA berbasis Online

Tentang Web
          PISA  atau Programme for International Student Assessment merupakan suatu penilaian  secara internasional terhadap ketrampilan dan kemampuan siswa usia 15 tahun. Ketrampilan dan kemampuan dalam PISA yang dinilai meliputi matematika(mathematics  literacy),  membaca(reading   literacy), dan   sains (science  literacy). Namum pada PISA 2012 ada tambahan penilaian yang dilakukan yaitu literasi pemecahan masalah (problem solving literacy) dan literasi finansial (financial literacy). PISA  pertama kali dilaksanakan pada tahun 2000  yang diselenggarakan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) atau perkumpulan negera-negara maju dan negara ekonomi berkembang.
        Walaupun Indonesia belum menjadi anggota OECD, Indonesia telah berpartisipasi dalam PISA sejak pertama kali penilaian skala internasional ini dilaksanakan yaitu sejak tahun 2000.  Namun, dari hasil penilaian yang dilakukan oleh tim PISA sejak tahun 2000 hingga tahun 2015, capaian siswa Indonesia masih mengecewakan. Berikut adalah daftar peringkat Indonesia dalam PISA khususnya pada bidang matematika:
Tahun
Peringkat Indonesia
Jumlah Negara yang berpartisipasi
2000
39
43
2003
38
41
2006
50
57
2009
61
65
2012
64
65
2015
63
70
2018
73
79
                                         Sumber: (Kemendikbud, OECD)
            Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam PISA yaitu:
  1. Lemahnya kemampuan pemecahan masalah non-routine atau level tinggi. Soal yang diujikan dalam PISA terdiri atas 6 level (level 1 terendah dan level 6 tertinggi) dan soal-soal yang diujikan merupakan soal kontekstual, permasalahannya diambil dari dunia nyata. Sedangkan siswa di Indonesia hanya terbiasa dengan soal-soal rutin pada level 1 dan level 2 .
  2. Sistem evaluasi di Indonesia yang masih menggunakan soal level rendah. Lemahnya kemampuan pemecahan masalah juga dipengaruhi oleh sistem evaluasi di Indonesia. Tes baik yang dilakukan oleh guru ataupun pemerintah (UN), biasanya hanya menggunakan level 1 dan level 2. Sehingga untuk soal-soal level tinggi siswa Indonesia tidak mampu menjangkaunya
  3. Siswa terbiasa memperoleh dan menggunakan pengetahuan matematika formal di kelas. Dalam proses belajar mengajar, pada umumnya guru biasanya memberikan rumus formal kepada siswa, tanpa siswa mengetahui bagaimana cara memperoleh rumus tersebut? Apa kegunaan rumus tersebut dalam kehidupan sehari-hari?. Berbeda halnya dengan soal PISA yang diawali dengan permasalahan  sehari-hari, kemudian dari permasalahan tersebut siswa diminta untuk berfikir dengan bebas menggunakan berbagai cara untuk menyelesaikannya, belajar memberikan alasan, belajar membuat kesimpulan, dan belajar menggeneralisasi formula atau membuat rumus umum dari permasalahan yang diberikan.
  4. Kurang tersedianya soal-soal model PISA yang berbahasa Indonesia. Jika dilakukan pencarian terhadap soal PISA di internet,  maka banyak diperoleh soal yang masih berbahasa Inggris. Untuk menyelesaikan soal-soal tersebut tentunya dibutuhkan pengetahuan bahasa Inggris.
  5. Belum adanya website di Indonesia yang secara khusus menggunakan PISA online. PISA online untuk matematika atau yang lebih dikenal dengan Computer Based Assessment of Mathematics(CBAM) merupakan penilaian dengan menggunakan internet, dimana siswa dapat menjawab langsung soal-soal yang ada pada website secara online.
      Dari 5 faktor penyebab rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam PISA, peneliti tertarik untuk mengembangkan soal-soal model PISA berbasis online.  PISA berbasis online merupakan penilaian yang dilakukan sebagai refleksi dari pentingnya teknologi komunikasi dan informasi dalam masyarakat yang lebih modern. Perkembangan teknologi dan informasi khususnya pada internet sangatlah pesat, Faktanya sebagian besar perangkat komunikasi  (Handphone) saat ini dapat digunakan untuk mengakses internet.
       Dalam penelitian ini, website yang telah dirancang menggunakan alamat www.indonesiapisacenter.com yang diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
  1. Bagi siswa: a) Soal yang dikembangkan dapat di akses oleh seluruh siswa di  Indonesia yang memiliki akses internet. Sehingga siswa Indonesia yang berada pada umur 15 tahun atau dibawahnya dapat menggunakannya untuk mempersiapkan diri pada tes PISA nantinya. b) Membiasakan siswa untuk mengerjakan soal-soal berbasis online. Dari hal ini siswa nantinya akan lebih siap untuk mengikuti tes-tes berbasis online lainnya,  Dimana saat ini tes online banyak digunakan oleh pemerintah, instansi pendidikan atau perusahaan untuk melakukan perekrutan tenaga kerja ataupun penerimaan mahasiswa baru.
  2. Bagi lingkungan: Dengan adanya penilaian berbasis online, dapat mengurangi penggunaan kertas (paper less) jika ingin memberikan tes kepada siswa. Hal ini juga berdampak pada pengurangan penebangan hutan, dimana kayunya diolah menjadi kertas.
  3. Bagi guru: Menyediakan masalah kontekstual yang nantinya dapat digunakan untuk mengawali pembelajaran dalam kelas. Hal ini sesuai dengan  kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan scientific dalam pembelajaran yang diawali dengan mengobservasi permasalahan (observation) yang diberikan.
  4. Bagi pemerintah: dapat digunakan sebagai bahan masukan bahwa penilaian berbasis online juga dapat digunakan untuk menilai proses pada bidang matematika.
      Semoga Bermanfaat
       Salam
       I Ketut Kertayasa